Tampak Depan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampak Samping

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kantor Depan

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Ruang Belajar

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Ruang Belajar 2

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Kegiatan Pramuka


Senin, 02 September 2013

TUGAS BAHASA INGGRIS (KELAS XI)

Task 1
Najmi : Have you ever heard that Icha and Doni are getting married?
Hilal : Oh, really? What a surprise. I’m very pleased to hear that. When is the wedding?
Najmi : Next week. Will you come to their wedding party.
Hilal : Of course. How about you?
Najmi : I’ll go there with my husband. Well, if you want we can go there together.
Hilal : All right. Pick me up at 1.
Answer the following questions.
1.Who are involved in the dialogue above?
2.What is the relationship between Nico and Olga?
3.Where does the conversation take place?
4.When will the wedding party?
5.Who will come to the wedding party?

Task 2
Give responses to the following statements using appropriate expressions of pleasure.
1.Your father is promoted to be a sergeant.
2.Japan government gives you a scholarship to continue your study there.
3.Your brother is getting married
4.You got the first rank in writing competition.
5.Your mother is awarded as the best mother of the year.
6.You are chosen as the best student at school.
7.Your team won the match.
8.Your best friend recorded a new album.

Jumat, 26 Juli 2013

Malam Keakraban


Malam keakraban adalah sebuah acara yang diadakan oleh tiga organisasi besar di SMA Negeri 8 Batang Hari, yaitu PIK Remaja "MB", Batanghari 8 Sinema, dan Teater 8. Tujuan diadakan acara malam keakraban ini adalah sebagai ajang sosialisasi maupun promosi terhadap siswa/siswi baru untuk mengikuti salah satu dari ketiga organisasi tersebut.
Konsep acara malam keakraban adalah menampilkan semua kreativitas maupun karya dari masing - masing anggota PIK Remaja "MB", Batanghari 8 Sinema, dan Teater 8. PIK Remaja "MB" menampilakan sebuah teater berjudul "TRIAD KRR" yang pernah tampil di salah satu perguruan tinggi, yaitu Universitas Jambi. Sedangkan Batanghari 8 Sinema menayangkan karya berbentuk film, diantaranya "Menuai Harapan di Bulir Sawit" (Juara 1 FFJ 2011), "Perjuangan Untuk Masa Depan" (Nominasi Festival Film Jogja), dan "Kutinggalkan Cinta Dikala Bersemi" (Penghargaan Khusus di Festival Film Krakatau, Lampung). Dan Teater 8 sendiri menampilkan drama berjudul "Putri Cermin Cina" yang merupakan runner up di FLS2N tingkat Kabupaten.

Jumat, 19 Juli 2013

Ruang Belajar

Ruang Belajar

Depan

Tampak Samping


Tampak Depan

Rabu, 17 Juli 2013

Bocah Kecil Tak Berbaju (Sadewa)

Bocah kecil tak berbaju
berlayar di jalanan
tak kenal bapak tak kenal emak
bernyanyi riang menadah uang

bocah kecil tak berbaju
berdiri tegap di perempatan
teriak penuh harapan
"koran, koran, korannya pak?"

bocah kecil tak berbaju
duduk manis di trotoar
menggenggam sikat layaknya pedang
menggenggam kiwi layaknya perisai
dia berbisik, "mari berperang"

MENARIK BERKAH (Hansen Rama Putra XII IPA 1)


            Srrrr…. Terdengar suara hujan yang mengguyur atap rumahku. Tentu membuatku risih didalam kamar yang berukuran 36 m2 ini. Hawa dingin yang terasa mengilukan tulang pun tak kobar untuk dihilangkan walaupun sudah bersarang didalam selimut. Ku ambil beberapa obat penghangat tubuh, ya apalagi kalau bukan inex. Ku telan dua butir obat terlarang itu secara bersamaan, dan wwwuuuuzzhh……. Rasa hangatpun mulai menjalar diseluruh tubuhku, begitu cepat dan cepat hingga blakkk….. tubuhku terhempas dan semua gelap.
“ Harry ….. Harry ….. bangun nak, kenapa kamu sayang???, kok tidur di bawah, yok bangun yok. Siap-siap kuliah”.
Hmmmmmm……. Itu ibu ku, wanita cantik nan lembut. Maafkan Harry ibu, ibu pasti kecewa kalau ibu tau apa yang Harry lakukan semalam, gumamku dalam hati. Aku hanya terdiam tak menjawab pertanyaan ibu.
“ ya sudah mandi sana, ibu mau berangkat kerja dulu”. Kata ibu mengelus rambutku seraya memberi sebuah sun dikeningku.
“ tapi bu, Harry belum bayar uang semester”. Kataku, menghentikan langkah ibu. “ oya …. Ini creditcard ibu, ambil saja seperlumu, ibu masi ada satu lagi”.
“ baik bu, terimakasih “. Aku pun bergegas mandi dan bersiap – siap pergi kuliah.
            Aku merupakan seorang mahasiswa jurusan bahasa inggris semester 5 disebuah PTN ternama dikota jambi. Dengan sebuah mercy silver aku pergi ke kampus ku, dengan semua yang ku punya tentunya dapat membuatku menjadi mahasiswa popular di sini, dan dengan mudahnya aku membawa mahasiswi yang aku kehendaki. Ya….. tentunya jika aku mau. Setibanya di kampus, alangkah jenuhnya ketika melihat mahasiswa hanya duduk di bangku sepanjang koridor. Akupun bergegas ke ATM, disana aku menemui seorang wanita yang juga hendak mencairkan uang.
“ Putri ???” sapaku, ketika melihatnya berbalik badan.
“ Eeehh …. Mas Harry …. Ini Putri baru saja ambil uang beasiswa, mas Harry ingin mengambil uang ??”. jawabnya seakan tahu apa yang hendak aku tanyakan.
“ Oh…. Selamat ya, yah ni mau bayar semester”
“ Makasih mas. Kalau gitu, Putri duluan ya “.
“ Iya, silahkan …. “ jawabku, sembari memperhatikan bagian belakangnya yang berayun ke kiri – ke kanan sesuai langkahnya yang terlihat kegirangan. Ya itulah ransel yang selalu ia bawa saat kuliah. Dan akupun langsung masuk ke ATM dan bergegas pergi ke bank untuk bayar semester. Namun, aku terhenti ketika melihat seseorang yang berdiri di tengah jalan dengan merentangkan kedua tangannya, sejenak aku berfikir, apa yang dilakukan oleh sahabat konyolku ini. Dengan setengah berlari ia masuk ke mobilku.
“ Har ada yang baru nih “
“ Aku mau bayar uang semester dulu Rof “.
“ Alah, sok teladan , biasanya juga nunggak, lagian bank juga tutup hari ini, mendingan kita kerumah bang Acen!”. Katanya menyebut nama yang sudah tidak asing lagi bagi pecandu narkoba seperti ku.
“ Haahhh …. Bisa aja loh, okelah let’s go….”
            Akupun langsung berangkat kerumah bang acen, seorang yang mendistribusikan obat – obat terlarang tersebut.
            Sesampainya disana tidak adanya tanda – tanda kehidupan. Lalu, Asrof pun menelpon bang acen.
“ Apa, di Singapura ????, cari stok kan ??? ” katanya ketika mendengar bahwa yang mengangkat telponnya adalah adik bang acen.
“ Oke deh, makasih ya…..” timpalnya lalu menutup panggilannya.
“ Yok, kita ke Bar”. Ajaknya seakan menyihirku yang setengah putaw karena memikirkan obat itu. Dan aku pun langsung memacu laju mobilku sampai kecepatan maksimal.
Setibanya di bar. Asrof langsung memesan minuman dan beberapa inex. Ketika ia menolehku, aku langsung tau apa maksudnya dan aku memesan
“soft drink” kataku padanya.
“ apa ??? ”
“ Softdrink” ucapku lebih keras.
“ Sop kering gak ada Har”
“ Softdrink…….” Kataku di dekat telinganya. Dan ia pun memesan kepada waitress tersebut dengan bahasa isyarat. Suara dan dentuman di Bar tentunya membuat kami harus berteriak untuk berkomunikasi, tak jarang kami harus mendekatkan mulut kepada telinga lawan bicara kami. Sambil menikmati hantaman lagu dari Dj Hans, aku menenggak softdrink yang ku pesan. Aku tau minuman ini mengandung 5 % alcohol. Karna kurasakan aku mulai tipsy dan bergoyang sesuai irama music. ketika aku sudah mulai rilex, aku mendengar bunyi hantaman pintu “ Braaakkk….. Dorr…Dorr….” Beberapa tembakan menembus plafon Bar, dan musik pun terhenti. Betapa kagetnya aku ketika diseret petugas kepolisian tersebut. Ketika sampai di kantor polisi, polisi mengancamku bahwa akan menembak kakiku jika aku tak mau di tes. Dengan berat hati aku menjalani tes urine. Ketika aku selesai di tes aku melihat kedua orangtuaku, ku lihat ibu menangis. Dengan rasa bersalah, aku berpaling meninggalkan mereka, takut untuk menemui mereka. Akan tetapi, aku tak melihat asrof disini. Dan darimana orangtuaku tahu aku berada disini. Aku tak ambil pusing, dan akupun menjalani proses rehabilitasi.
            Tiga bulan kemudian aku dibebaskan, tetapi aku enggan pulang ke rumah orangtuaku. Akupun memutuskan untuk pergi ke rumah pembantuku yang dulu merawatku. Aku senang ketika mereka menerimaku. Ku lihat disini sudah tak layak ditempati, dan sudah banyak bocor dimana – mana, ini karena faktor ekonomi mereka. Bapak hanyalah seorang penjual tahu sumedang keliling, dak emak adalah seorang pembantu di rumah orangtuaku, dan aku berniat membantu kedua orangtua angkatku dengan membuat ojek gerobak. Dengan modal tenaga aku berlari kesana – kemari untuk mencari penumpang. hingga suatu saat
“ Ojek .…. Ojek…. Ojek gerobak murah ”,  aku berteriak sambil berjalan.
“ Bang, ojek bang…”, kudengar suara memanggilku. Akupun berlari menuju suara itu, tapi apa daya ternyata itu suara asrof, sambil tertawa ia berlari dan meninggalkanku. Ingin rasanya aku mengejarnya dan mendaratkan bogem mentah ku ini, tapi diujung gang itu aku melihat Putri tersenyum manis kepadaku.
“ Hmmm …. Sabar…..”, ku urungkan niatku untuk mengejar asrof. Ingin rasanya aku melamar gadis cantik tersebut, tapi aku hanyalah seorang penarik ojek gerobak.
            Akupun kembali menarik gerobakku. Mata pencarianku yang belum pasti bisa mencukupi makanku sendiri.
“ Ojek gerobak Bang?”, Tanya seorang ibu tua.
“ Ia mau diantar kemana Bu”
“ gak jauh kok”
“ baik bu , silahkan naik”, aku melayani pelanggan pertamaku hari ini dengan sebaik – baiknya. Dengan setengah berlari, aku menarik gerobak tersebut, tak ingin pelanggan ku kecewa.
“ Santai aja Bang, saya gak buru – buru kok”, kata ibu itu yang mungkin melihat keringatku bercucuran.
“ Oh iya bu”, kataku sambil mengatur nafas. Setelah sampai di tempat tujuan.
“ Disini aja, berapa bang?”
“ Rp. 3000,- aja bu”, kataku mempertimbangkan jaraknya yang tidak terlalu jauh.
“ Ini bang ” , sambil menyerahkan uangnya.
“ Saya tak ada kembaliannya bu”
“ Ambil aja , sekarang turunkan saya”
“ Terimakasih bu, Baik, tunggu sebentar”, kataku sembari menurunkan posisi gerobak dan menyimpan selembar uang seratus ribu rupiah di dalam saku ku. Setelah selesai menurunkan ibu itu dan barang – barangnya, aku bergegas pulang karena hari mulai senja. Diperjalanan pulang aku bertemu tetanggaku, dia sudah tua dan aku berniat menolongnya.
“ Ayo naik pak, saya juga mau pulang”.
“ Tak usah nak, saya tidak punya uang”
“ Tidak apa – apa pak, ini gratis”
“ Terimakasih ya nak”, dan bapak itupun segera naik.
“ Iya pak, silahkan naik”
“ Hmmm….. Dompet siapa ini nak”, kata bapak itu setelah menemukan dompet merah hati dibawah bangku yang ada di gerobak.
            Sejenak aku terdiam memikirkan dompet siapakah itu.
“ Oh… itu dompet ibu tadi, pak”
“ Kalau begitu kamu harus mengembalikannya!”
“ Iya pak, tapi saya mau membawa gerobak dulu ke rumah”
            Setelah mengantar bapak tersebut dan menaruh gerobak di samping rumah. Aku bergegas mengembalikan dompet tersebut. Sesampainya di rumah ibu tersebut.
“ Bu, ini dompetnya tadi tertinggal di gerobak saya, coba diperiksa dulu”.
 Oh nak…. Kamu begitu mulia. Kamu tinggal dimana, apa kau mau tinggal bersama ibu? Ibu akan memodalin kamu untuk usaha , nanti kita buat pangkalan ojek, dan ibu akan membelikanmu sebuah motor”.
“ Ibu serius…??”
“ Iya nak !! ibu serius, kamu mau?”
“ Iya bu, saya mau, terimakasih banyak bu”
“ Ok, mulai besok kamu dapat tinggal di rumah ibu ”
“ Baik, terimakasih bu, sebelumnya saya mau bicara dulu dengan kedua orang tua saya di rumah ”
            Sesampainya di rumah, aku menceritakan hal itu ke orangtua ku, dan mereka setuju. Emak berpesan.
“ Jaga sikapmu, Jaga lisanmu, dan teruslah berusaha, karena kata gagal tidak akan kamu jumpai hingga kamu berhenti berusaha”
Keesokan harinya, aku tinggal dirumah ibu itu untuk bekerja.
Beberapa tahun kemudian, aku memiliki pangkalan ojek sendiri, bahkan aku sudah memiliki asset 30 motor bercargo, untuk pangkalan ojek tersebut, dan aku menikah dengan wanita idamanku, ya… siapa lagi kalau bukan Putri...
Dua hari kemudian, aku melihat sebuah mobil mercy silver berhenti di depan kantor ku. ternyata itu ibu kandungku, dan disitu ku menangis dalam pelukannya mengenang kembali masa – masa nakalku. Masa yang masih membutuhkan bimbingan dari orang tua, bukan hanya materi.
Aku sadar betapa banyak orang yang mempunyai materi lebih dari aku diluar sana. Tapi mereka tidak sepertiku. Maafkan aku ibu,….. dulu aku bisa melakukan semua hal yang aku inginkan dengan bantuan materi dari ibu. .  tapi karena ulahku juga ibu malu mempunyai anak sepertiku. Ampuni aku ya Tuhan, aku tak menjalankan perintahmu, melanggar laranganmu. Hingga sekarang baru kusadari disekitarku terdapat orang – orang yang sangat menyayangiku. Takkan ku kecewakan kalian.
Hansen Rama Putra